Ada beberapa contoh sunk cost yang terjadi dalam dunia bisnis. Hartanah akan membahasnya untuk kamu. Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Menjalankan sebuah bisnis, tentu keuntunganlah yang menjadi tujuan dari bisnis tersebut. Akan tetapi, dalam prosesnya tentu saja ada untung dan rugi.
Tidak hanya itu, mengeluarkan pengeluaran serta biaya-biaya operasional menjadi salah satu hal yang tidak bisa dihindari.
Nah, salah satu biaya yang tidak bisa dihindari oleh para pengusaha adalah sunk cost atau yang biasa disebut dengan biaya hangus.
Apa Itu Sunk Cost?
Sunk cost atau biaya hangus merupakan biaya yang telah terjadi dan tidak memiliki potensi untuk pemulihan di masa depan.
Contoh sunk cost, seperti biaya pemasaran, biaya sewa atau tempat bisnis, atau uang yang kamu keluarkan untuk membeli peralatan baru.
Meskipun begitu, biaya hangus ini perlu untuk kamu pahami ketika akan akan memulai bisnis dan mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu.
Dengan mempersiapkan sunk cost, kamu bisa membuat perencanaan yang lebih baik serta menghindari biaya-biaya tambahan lainnya.
Contoh Sunk Cost
Nah, untuk dapat memahami contoh sunk cost lebih mendalam, Hartanah telah merangkumnya dari berbagai sumber untuk Sahabat Hana. Berikut beberapa contoh sunk cost yang perlu kamu ketahui:
1. Contoh Sunk Cost: dalam Pemasaran
Hampir semua bisnis pasti membutuhkan pemasaran, yang bertujuan untuk memasarkan produk serta layanan apa yang kamu berikan untuk para pelanggan.
Biaya pemasaran tersebut merupakan salah satu contoh sunk cost yang kamu keluarkan untuk bisnis. Uang yang telah kamu keluarkan tersebut merupakan biaya yang tidak akan dapat kamu pulihkan atau kembali.
Jadi, uang pemasaran tersebut merupakan biaya hangus yang dianggap tidak akan kembali.
2. Dalam merekrut
Biaya hangus lainnya dalam sebuah bisnis atau perusahaan adalah mengeluarkan biaya ketika merekrut karyawan untuk kebutuhan bisnis kamu.
Misalnya, ketika kamu menemukan kandidat karyawan yang menjanjikan dan dapat bekerja dengan baik, lalu kamu menawarkan bonus perekrutan sebesar Rp3.000.000 kepada mereka.
Selanjutnya, jika karyawan tersebut keluar sebelum menyelesaikan kontrak yang telah disepakati, maka bonus perekrutan tadi dianggap biaya hangus atau sunk cost.
BACA JUGA: Apa Saja Sih Dampak Resesi Amerika ke Indonesia?
3. Contoh Sunk Cost: Pelatihan
Ketika kamu memiliki sebuah bisnis dan membutuhkan pelatihan untuk beberapa staf yang menghabiskan biaya sebesar Rp10.000.000, maka uang tersebut dianggap biaya hangus atau sunk cost.
Kamu pun perlu memperbaharui perangkat yang digunakan oleh para karyawan, misalnya seperti komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Nah, dana tersebut pun masuk dalam sunk cost atau biaya hangus yang tidak pernah dapat kamu pulihkan.
4. Penelitian dan Pengembangan
Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentu kamu perlu melakukan penelitian atau pengembangan produk supaya dapat bersaing dengan competitor.
Untuk melakukan penelitian dan pengembangan tersebut, tentu saja kamu perlu mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Uang yang digunakan untuk hal ini juga masuk dalam salah satu biaya hangus perusahaan.
Selain keempat contoh di atas, pada dasarnya ada banyak sekali contoh sunk cost yang terjadi dalam sebuah bisnis, terlebih lagi untuk keperluan produksi.
Cara Mengurangi Sunk Cost
Berikut ada beberapa cara atau upaya untuk mengurangi dampak sunk cost, meliputi:
- Analisa segala potensi serta risiko dari setiap rencana yang kamu buat, hal ini tentu saja dapat mengurangi dampak sunk cost
- Buat rencana sebanyak mungkin, karena setiap rencana pasti memiliki potensi sunk cost
- Pastikan seluruh tim atau karyawan terlibat, sehingga tahu risiko dan peluang rencana
- Beri pelatihan pada tim perusahaan guna meminimalisasi risiko yang terjadi
- Nah, itulah beberapa contoh sunk cost beserta cara mengurangi biaya hangus pada perusahaan atau bisnis yang tengah kamu jalankan.
Nah, buat kamu yang ingin mencari tahu lebih lengkap tentang Koperasi dan tips mengelola keuangan, bisa langsung mengunjungi website Koperasi Hartanah. Yuk, langsung cek informasi lengkapnya melalui Koperasi Hartanah atau WhatsApp Hana.